Mengenal Suku Kajang di Bulukumba
Mengenal suku kajang berikut ulasan singkat sejarah suku kajang Amma toa di kabupaten Bulukumba yang pertama di tinjau dari :
Keadaan Geografis Desa Tana Toa Kajang
Secara administratif Desa Tana Toa adalah satu dari sembilan belas desa yang ada dalam lokasi kecamatan Kajang, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa Tana Toa adalah desa tempat komunitas masyarakat adat Kajang yang masih erat dalam menjaga dan melindungi peradaban mereka sampai yang sampai hari ini masih di pertahankan.
Secara keseluruhan Luas lokasi desa Tana Toa ini yaitu 331,17 ha, baik yang terhitung lokasi Kajang dalam ataupun Kajang luar. Serta dari 331,17 ha tersebut, kurang lebih 90 ha dipakai untuk area pertanian. Tanaman yang dibudidayakan diatas area seluas itu cukup bermacam, salah satunya padi, jagung, coklat, kopi, dan sebagainya.
Lokasi Hutan suku Kajang
Ada tiga lokasi hutan suku ammatoa kajang, lokasi yang pertama yaitu Barong Karamaka yakni hutan keramat yang Tidak dapat ditambah atau dikurangi hutan keramat itu. Masyarakat dilarang menanam didalam hutan dengan alasan karena suatu saat akan ada Orang yang mengaku bekas tanamannya.
Lokasi yang kedua yaitu Barong Batasayya atau hutan perbatasan. Hutan ini adalah hutan yang diperbolehkan untuk di ambil kayunya selama persediaan kayu masih ada dan semua itu harus melalui izin dari Ammatoa sebagai pemimpin adat suku kajang.
Dan kawasan yang ketiga yaitu Borong Luara atau hutan rakyat. Hutan ini adalah hutan yang bisa dikelola oleh warga, Bagi penduduk Kajang, hutan diibaratkan sebagai seorang Ibu yang memberikan perlindungan sekaligus wajib dilindungi.
Bahasa sehari-hari
Penduduk adat Kajang menggunakan bahasa Makassar yang dialek bahasanya berupa bahasa Konjo sebagai bahasa sehari-harinya. Masyarakat Ammatoa memraktekkan sebuah agama adat yang disebut dengan Patuntung. Arti bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia bermakna mencari sumber kebenaran.
Prinsip hidup Suku Kajang
Tallase kamase-mase bermakna hidup memelas, hidup apa adanya, Hidup sederhana untuk orang-orang Kajang merupakan sejenis ideologi yang berperan sebagai pemandu serta rujukan nilai dalam menggerakkan kehidupan sehari-hari.
Sistem kepemimpinan Suku Kajang
Pemimpin tertinggi sebagai pelaksana pemerintahan di lokasi adat Tana Toa ini yaitu Amma Toa. Amma Toa inilah yang bertanggungjawab pada pelestarian serta proses Pasang di komunitasnya.
Bentuk rumah Suku Kajang
Rumah suku kajang seragam bahannya, seragam besarnya, serta sedapat mungkin seragam arah bangunannya. Keseragaman itu punya maksud untuk menghindari saling iri di kelompok mereka, yang dapat menyebabkan pada hasrat mendapatkan hasil lebih banyak melalui cara merusak hutan.
Pakaian Suku Kajang
Masyarkat kajang menggunakan pakaian yang serba berwarna hitam. Warna hitam untuk pakaian baju dan sarungnya yaitu wujud kesamaan dalam segala hal, termasuk kesamaan dalam kesederhanaan. Warna hitam merupakan warna terbaik dari kesekaian banyak warna.
Adat dan Mistis Suku Kajang
Doti Kajang/Ilmu Hitam, Anda mesti tahu di Sulawesi selatan kalau menyebut nama Kajang yang terbersit pertama yaitu “guna-guna/doti”. Kemungkinan karna image yang terlanjur melekat. Inipun lumrah, karena keyakinan animisme tetap eksis di Tana Toa.
Istilah inilah yang kadang dipopulerkan oleh orang bugis-makassar cinta ditolak doti malayang. Doti adalah Ilmu mistik suku kajang dalam dimana jika seseoarang terkena guna guna orang kajang umurnya tidak akan lama. Wallahu a'lam.
Keadaan Geografis Desa Tana Toa Kajang
Secara administratif Desa Tana Toa adalah satu dari sembilan belas desa yang ada dalam lokasi kecamatan Kajang, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa Tana Toa adalah desa tempat komunitas masyarakat adat Kajang yang masih erat dalam menjaga dan melindungi peradaban mereka sampai yang sampai hari ini masih di pertahankan.
Secara keseluruhan Luas lokasi desa Tana Toa ini yaitu 331,17 ha, baik yang terhitung lokasi Kajang dalam ataupun Kajang luar. Serta dari 331,17 ha tersebut, kurang lebih 90 ha dipakai untuk area pertanian. Tanaman yang dibudidayakan diatas area seluas itu cukup bermacam, salah satunya padi, jagung, coklat, kopi, dan sebagainya.
Foto : Gapura untuk masuk Kawasan Adat Ammatoa |
Lokasi Hutan suku Kajang
Ada tiga lokasi hutan suku ammatoa kajang, lokasi yang pertama yaitu Barong Karamaka yakni hutan keramat yang Tidak dapat ditambah atau dikurangi hutan keramat itu. Masyarakat dilarang menanam didalam hutan dengan alasan karena suatu saat akan ada Orang yang mengaku bekas tanamannya.
Lokasi yang kedua yaitu Barong Batasayya atau hutan perbatasan. Hutan ini adalah hutan yang diperbolehkan untuk di ambil kayunya selama persediaan kayu masih ada dan semua itu harus melalui izin dari Ammatoa sebagai pemimpin adat suku kajang.
Dan kawasan yang ketiga yaitu Borong Luara atau hutan rakyat. Hutan ini adalah hutan yang bisa dikelola oleh warga, Bagi penduduk Kajang, hutan diibaratkan sebagai seorang Ibu yang memberikan perlindungan sekaligus wajib dilindungi.
Bahasa sehari-hari
Penduduk adat Kajang menggunakan bahasa Makassar yang dialek bahasanya berupa bahasa Konjo sebagai bahasa sehari-harinya. Masyarakat Ammatoa memraktekkan sebuah agama adat yang disebut dengan Patuntung. Arti bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia bermakna mencari sumber kebenaran.
Prinsip hidup Suku Kajang
Tallase kamase-mase bermakna hidup memelas, hidup apa adanya, Hidup sederhana untuk orang-orang Kajang merupakan sejenis ideologi yang berperan sebagai pemandu serta rujukan nilai dalam menggerakkan kehidupan sehari-hari.
Sistem kepemimpinan Suku Kajang
Amma Toa |
Pemimpin tertinggi sebagai pelaksana pemerintahan di lokasi adat Tana Toa ini yaitu Amma Toa. Amma Toa inilah yang bertanggungjawab pada pelestarian serta proses Pasang di komunitasnya.
Bentuk rumah Suku Kajang
Rumah suku kajang seragam bahannya, seragam besarnya, serta sedapat mungkin seragam arah bangunannya. Keseragaman itu punya maksud untuk menghindari saling iri di kelompok mereka, yang dapat menyebabkan pada hasrat mendapatkan hasil lebih banyak melalui cara merusak hutan.
Pakaian Suku Kajang
Proses pembuatan pakaian suku kajang |
Masyarkat kajang menggunakan pakaian yang serba berwarna hitam. Warna hitam untuk pakaian baju dan sarungnya yaitu wujud kesamaan dalam segala hal, termasuk kesamaan dalam kesederhanaan. Warna hitam merupakan warna terbaik dari kesekaian banyak warna.
Adat dan Mistis Suku Kajang
Doti Kajang/Ilmu Hitam, Anda mesti tahu di Sulawesi selatan kalau menyebut nama Kajang yang terbersit pertama yaitu “guna-guna/doti”. Kemungkinan karna image yang terlanjur melekat. Inipun lumrah, karena keyakinan animisme tetap eksis di Tana Toa.
Istilah inilah yang kadang dipopulerkan oleh orang bugis-makassar cinta ditolak doti malayang. Doti adalah Ilmu mistik suku kajang dalam dimana jika seseoarang terkena guna guna orang kajang umurnya tidak akan lama. Wallahu a'lam.
Saya atas nama orang kajang mengucapkan banyak terima kasih atas ulasan bapak yang telah meluangkan waktunya memperkenalkan suku kajang melalui blog Anda.
ReplyDeleteSalam hormat
ReplyDeleteSaya ada satu susunan perkataan lama bahasa konjo yg perlu dibetulin serta maknanya.
Bisa anda bantu saya.
Makasih
Salam trims atas kunjungannya, bahasa konjo yang mana mas Nik mohd zarini yang perlu di betulin? dapatkan Anda menyebutkannya?
DeletePasanga ri Kajang
ReplyDelete"katambang tau ta katambang tanah"
Ammatoa, juni 2014
Pasang atau pesan diatas menjadi salah satu dasar sistem tenurial Masyarakat Adat Kajang , pengelolaan tanah garapan secara bergiliran (tana gilirang)
Thanks dg. ngewa, atas kunjungan dan komentarnya
Delete"Katambang Tau, Ta Katambang Tana"
ReplyDeleteAmmatoa, Kajang 2014
Pasang diatas merupakan dasar terhadap salah satu model pengelolaan lahan dalam sistem tenurial Masyarakat Adat Kajang, yaitu "tana gililirang"
thanks ya bos, atas beritahuannya
ReplyDeleteSama sama mas bro
DeleteDikampung saya juga terdapat kampung yang bernama Tana Toa, tepatnya di Kecamatan Bangkala Jeneponto
ReplyDeleteYa benar sekali hanya saja dikampung tsb budaya sama seperti kampung lain pada umumnya, saya pernah berkunjung kesana waktu KKN tahun 2004. Thanks atas kunjungannya salam kenal
DeleteSalam kenal Pak, saya pun gemar Ngebog, Maaf pak bolehkah saya meminta/membeli tampilan Blog Anda?
DeleteI Senang berkenalan dengan Anda, maaf dek bukanya tidak ingin membagikan tampilan blog ini, hanya saja jika saya membagikannya artinya saya melanggar kode etik/perjajian yang telah saya sepakati di forum tempat saya membeli tampilan blog ini. Jika Anda tertarik ingin menggunakannya Anda dapat mengungjungi tautan berikut http://goo.gl/D51uNb (Template Name: Focus Style: Grid Hand Crafted by: Biyan Pasau dzignine ).
DeleteOke Pak Trims atas penjelasanya, salam sukses sllu untuk Anda
DeleteSama-sama sis
DeleteCiri-cirinya bagaimana kanda jika orang terkena guna-guna atau doti kajang?
ReplyDeleteciri-ciri jika seseorang terkena guna-guna/doti kajang tengkorak kepala akan berubah menjadi lembek dan pada akhirnya berujung kepada kematian, "Wallahu a'lam"
DeleteThanks atas penjelasannya Kanda
ReplyDeleteSama sama dinda
DeleteHal apa yang menyebabkan sehingga seseorang terkena guna-guna kajang? apakah semua orang dapat terkena ilmu mistik kajang?
ReplyDeleteAdapun hal-hal yang meyebabkan seseorang terkena guna-guna kajang apabila orang tersebut sakit hati/disakiti/dipermalukan/, hingga timbul keinginan untuk balas dendam. maka orang tersebut (sang korban) akan dapat terkena mistik kajang, jika dia berasal dari keluarga kajang maka bisa saja hal tersebut di lakukan sendiri dalam hal balas dendam/akan tetapi jika orang yg hendak balas dendam bukan alsi turunan kajang maka bisa saja mereka meminta bantuan sama orang kajang(orang yg ahli dalam menjalankan doti tsb). apakah semua orang dapat terkena ilmu mistik kajang? Ingat segala sesuatu yang terjadi didunia ini pasti ada sebabnya. jadi sangat mustahil ada akibat tanpa sebab. Andai saja semua orang dapat terkena guna-guna maka orang-orang yang tak di kenal akan terkena guna-guna.
DeleteTerima Kasih bang atas penjelasannya
DeleteOke Mas Bro
DeleteApakah anak-anak suku kajang (keturunan mereka) sudah mengenal dunia pendidikan (Bersekolah)?
ReplyDeleteYa mereka suda ada yang mengenal dunia pendidikan karena Pemerintah daerah bulukumba sudah menyiapkan bangunan sekolah hanya saya sekolah tersebut letaknya di luar kawasan tidak jauh dari kawasan adat ammatoa.
Delete