Widget HTML Atas

''Nganre Toriolo" Tradisi Unik kampung Buung Pangkep

Tradisi Unik kampung Buung Pangkep

Setiap daerah punya budaya yang berbeda-beda, ada yang masih bertahan sampai sekarang dan ada juga yang sudah punah, ya seperti halnya di Kampung Buung, Kelurahan Bontoa, Minasatene Pangkep.

Sebuah ritual tergolong unik yang dilaksanakan oleh warga kampung Buung setiap tahunnya yakni "Nganre toriolo" yang dipusatkan di Romang labbu Kampung Buung.

Dalam bahasa Makasssar "Ngare toriolo" yang berarti makan ala orang dulu, dimana segala peralatan yang digunakan tidak boleh menggunakan alat-alat modern, mulai dari alat memasak dari uring butta/periuk tanah hingga piring yang mereka gunakan terbuat dari lupu/pelepah pinang.

Jauh sebelum prosesi acara ini digelar warga kampung bermusyawarah terlebih dahulu, mulai dari menentukan hari pelaksanaan hingga prosesi acara selesai. Uniknya lagi peralatan yang digunakan dalam mengolah bahan makanan masih tradisional, misal dalam mengolah beras mereka tidak menggunakan alat penggiling padi, tapi mengunakan lesung, biji padi ditumbuk sampai berbentuk beras.

Anjo berasa nipakea teai berasa nipabere, tapi pare nitumbuk, anjo pole tau nummbuka appuasai anggenna lebba jamang-jamang panummbukanna" ujar Tani.

Warga yang ikut mengolah padi jadi beras tidak dibolehkan makan, ia diwajibkan menahan lapar, dan barulah mereka makan jika proses pengolahan padi menjadi beras selesai.

Pada saat tiba hari pelaksanaan semua warga kampung berkumpul di hutan (romang labbu), mereka yang hadir harus patuh dan tunduk pada aturan yang yakni setiap orang tidak diperkenankan memakai hal yang berbau modernisasi, seperti memakai perhiasan, handphone dan aksesoris lainya yang mengandung unsur besi, barang siapa yang melanggar maka dipercaya ia akan mendapat sial dalam kehidupannya.

"Ia ngaseng tau'wa amminawangnga ri acara angganre toriolo takulleai ammake bassi-bassi, cicin, bulaeng, sulepe, siaolla sandalo, jari sibilanggang metere jarak'na battu rilokasia haruski nalappasa ngaseng barang-barang addakki'ka rikalengna" jelas tani.

Setelah prosesi acara selesai, para warga kemudian menyantap makanan yang telah disediakan bersama seluruh anggota keluarganya. Makanan khas dalam ritual Nganre Toriolo di antaranya ada ayam, nasi ketan dua warna, yakni ketan putih maupun hitam.

Ritual ini merupakan ungkapan rasa syukur warga kepada Sang Pencipta dan Alam, dan merupakan mengingatkan bahwa beginilah kehidupan nenek moyang mereka jauh sebelum modernisasi masuk.

Bhineka Tunggal Ika berbeda-beda tetap satu jua itulah Indonesia. Unik juga ya, tradisi di perkampungan Buung, kalau di daerahmu sendiri ritual-ritual apa saja yang tergolong unik. Ayo tuliskan di kolom komentar.

====

Lesung adalah alat tradisional dalam pengolahan padi atau gabah menjadi beras. Fungsi alat ini memisahkan kulit gabah dari beras secara mekanik. Lesung terbuat dari kayu berbentuk seperti perahu berukuran kecil dengan panjang sekitar 2 meter, lebar 0,5 meter dan kedalaman sekitar 40 cm.

Lupu Bahasa Makassar: Pelepah pinang

Romang Labbu: Nama Hutan yang terdapat di Perkampungan Buung
Andi Hasbi Jaya
Andi Hasbi Jaya Adalah seorang blogger sekaligus Konten Creator dengan latar belakang ilmu kependidikan yang menekuni bisnis internet sejak tahun 2008 dan sesekali menulis di beberapa blog miliknya, dan konsisten mengembangkan Channel Youtube pribadinya "HasbiTubeHD". saat ini ia tinggal di Makassar, menjalani hidup yang indah sebagai Ayah untuk 3 orang anak dan suami untuk seorang bidadari.

No comments for "''Nganre Toriolo" Tradisi Unik kampung Buung Pangkep"