Siapakah Sahabat Sejatimu?
Foto Dokumentasi Pribadi |
Peran teman di kehidupan seseorang sangat sentral. Namun, memilih teman sejati tidak dapat disamakan layaknya memilih hal yang remeh.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa menjalani kehidupan sendirian. Manusia memiliki sifat dasar membutuhkan orang lain, karena setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan kelebihan dan kekurangan, manusia bisa saling melengkapi satu dengan lainnya.
Suatu ketika BAISYR BIN AL-HARIST pernah menerima nasihat dari gurunya Kamaluddin bin al-Hammam. Begini pesannya, "Semua sahabat yang engkau tidak beroleh manfaat darinya, maka tinggalkanlah persahabatan tersebut."
Bisyr lantas menanyakan apa tolok ukur teman itu bermanfaat atau tidak. Lalu gurunya menjawab, "Mengajarkan kebaikan kepadamu atau memberikan informasi tentang kebaikan kepadamu atau sungguh-sungguh berbuat baik kepadamu."
Dari nasihat tersebut, kita bisa memahami teman sejati itu yang dapat mendatangkan manfaat kepada kita. Bukan bersifat materi, tapi kebaikan. Kalau ukurannya manfaat materi, ujung-ujungnya kita memanfaatkan atau dimanfaatkan orang lain.
Seperti pepatah bilang; 'habis manis sepah dibuang'. Orang dekat dengan kita karena materi dan kekayaan. Begitu jatuh bangkrut jangankan menolong kita, dia bahkan seolah tidak pernah kenal.
Untuk itu teman sejati yang dapat mendatangkan manfaat sebagaimana nasihat di atas dapat dilihat dari tiga karakter yang melekat dalam dirinya. Pertama, teman sejati adalah dia yang senantiasa mengajarkan kebaikan kepada kita.
Saat kita dekat dengannya tidak pernah berbicara menjelekkan orang lain, memuji diri sendiri, tapi lebih banyak bercerita tentang ilmu, bagaimana kehidupan diri, keluarga, dan masyarakat supaya menjadi lebih baik.
Teman sejati adalah yang senantiasa mengajak kita dekat ke Masjid, menjalin silaturahim, gemar menolong sesama, dan tidak dendam atas perilaku buruk orang lain. Sebaliknya, bukan teman sejati jika mengajarkan untuk membenci hanya karena persoalan pribadinya.
Atau dia suka menghasut dengan begitu halus menyatakan kejelekan teman lain kepada kita, tapi dalam kesempatan lain dia menceritakan kejelekan kita pada teman tersebut. Kedua, teman sejati adalah yang memberikan informasi yang baik-baik kepadamu.
Ia tidak pernah mau menyebarkan informasi bersifat aib dan mempermalukan orang lain. Apalagi memprovokasi dan menfitnah seseorang yang dituduhnya begini dan begitu, padahal semua itu tidak pernah dilakukan orang tersebut.
Saat ini dengan adanya teknologi yang sangat canggih, orang-orang begitu bebas menyebar informasi di sosial media tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya. Kalau sudah menjadi kebiasaan, bahkan orang yang melakukannya sama sekali sedikit pun Ia tak pernah merasa bersalah.
Ketiga, teman sejati adalah dia yang sungguh-sungguh berbuat baik kepada kita. Lantas bagaimanakah cari kita mengetahuinya? Lihatlah kepeduliannya saat kita mengalami kesulitan atau sedang dalam masalah. Teman yang baik adalah Dia yang hadir ketika kita dirundung duka dan masalah.
Kalau di saat kita sedang dalam kondisi ekonomi mapan, lalu banyak yang mendekat, hal itu biasa saja. Justru pada saat seperti ini banyak yang memuji dan patuh dengan perkataan kita karena kedekatannya tidak tulus, ada maksud tertentu. Artinya dia belum diyakini menjadi teman sejati.
Di mana kita tahu dia benar-benar teman? Saat kita tidak lagi dalam kondisi ekonomi mapan atau tidak lagi sekaya sebelumnya, masihkah dia setia mendampingi dan membantu?
Kalau tidak Dia tidak berubah, itulah teman sejati. Ya begitulah, nanti kita akan tahu sendiri sifat teman-teman kita. yang jelas, ada seribu teman tertawa, tapi mungkin hanya ada satu teman di kala duka. Wallahu a’lam bishawab.
No comments for "Siapakah Sahabat Sejatimu?"
Post a Comment