Widget HTML Atas

Aktivitas Mengajar Guru di Pelosok di Masa Pandemi

Terbit di Koran Fajar Edisi Jumat 11/12/2020 oleh : SAKINAH FITRIANTY Pangkep
Terbit di Koran Fajar Edisi Jumat 11/12/2020 oleh : SAKINAH FITRIANTY Pangkep

NAIK TURUN GUNUNG Guru SDN 60 Bung Pangkep, Andi Hasbi Jaya menempuh perjalanan menyusuri sawah dan hutan untuk sampai ke lokasi tempatnya mengajar sehari-hari sejauh 30 kilometer.

Andi Hasbi Jaya tak bisa menerapkan pembelajaran daring selama pandemi. Tempat mengajarnya di pelosok Pangkep. Mesti berjalan kaki hingga dua jam.  PAGI-pagi buta Andi Hasbi Jaya sudah mempersiapkan diri ke tempat tugas. Termasuk bekal nasi dan sebotol air.

SDN 60 Bung tempat Hasbi mengajar berada di daerah terpencil, di atas pembukitan Kelurahan Bontoa, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep. Perkampungan ini sangat sulit dijangkau. Perjalanan dari rumah ke sekolah harus ditempuh hingga 30 kilometer. Akses ke tempat pengabdiannya juga bukan jalan biasa. Bukit terjal dengan pemandangan indah menemani perjalanannya.

Di masa pandemi Covid-19 ini, Hasbi tak bisa mengajar dengan metode daring, seperti anak-anak di kota. Dia tetap memberikan pelajaran kepada siswanya secara tatap muka. Maklum, daerahnya belum tersentuh jaringan telekomunikasi yang bisa membantu panggilan video untuk pembelajaran secara virtual.

Bahkan, ketika muridnya tak bisa ke sekolah, dia yang harus datang ke rumah muridnya. Tinggal meminta mereka berkumpul untuk belajar kelompok. Berbekal nasi dan sebotol air, Hasbi setiap harinya menyusuri lereng gunung. Selama 12 tahun mengabdi sebagai guru di SDN 60 Bung, Pangkep, Andi Hasbi Jaya tinggal menumpang di perumahan Sekolah Luar Biasa (SLB).

“Saya pendatang dari Bulukumba. Ke Pangkep merantau dan lulus PNS di sini,” tuturnya, Kamis, 10 Desember. Meski sudah 12 tahun mengabdi sebagai aparatur sipil negara (ASN), Hasbi memang belum memiliki rumah sendiri. Masih menumpang di perumahan sekolah.

“Saya menumpang tinggal bersama istri dan tiga orang anak,” kata alumnus Universitas Negeri Makassar (UNM) ini. Perjalanannya dimulai dengan mengendarai sepeda motor sejauh puluhan kilometer. Setelah sampai di titik pertama pendakian, Hasbi harus memarkir kendaraannya. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar dua jam untuk sampai di sekolah tempatnya mengajar. Jalan terjal, bebatuan, sungai, dan hutan dilalui setiap hari. “Kadang harus menemui hewan hutan seperti ular, babi hutan, atau bahkan monyet yang siap merampas bekal yang saya bawa dalam perjalanan,” ungkapnya.

Tantangan perjalanan kian berat saat musim hujan seperti saat ini. Tidak ada tempat untuk berteduh, karena perjalanan di tengah hutan. Jalanan pun menjadi sangat licin dan berlumpur. “Kita pasti basah baru sampai di sekolah,” ucapnya.

Di SD 60 Bung, Pangkep, Hasbi mengajar siswa kelas 1 hingga kelas 3 secara bergantian. Siswa tiga tingkatan kelas itu memang menggunakan ruang yang sama. Demikian halnya dengan murid kel4 dan 5. Hanya murid kelas 6 yang memiliki ruang kelas sendiri. 

“Siswa saya ada 41 orang. Mulai dari kelas 1 sampai 6 saya ajar semuanya. Sejak terangkat pertama PNS pada tahun 2008, penempatan saya di sana,” katanya.

Baginya, mengajar di wilayah yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan menjadi tantangan tersendiri yang penuh dengan suka duka. Hal itu semata dilakukan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. (*/rif)

SAKINAH FITRIANTY Pangkep

Andi Hasbi Jaya
Andi Hasbi Jaya Adalah seorang blogger sekaligus Konten Creator dengan latar belakang ilmu kependidikan yang menekuni bisnis internet sejak tahun 2008 dan sesekali menulis di beberapa blog miliknya, dan konsisten mengembangkan Channel Youtube pribadinya. saat ini ia tinggal di Sulawesi Selatan, menjalani hidup yang indah sebagai Ayah untuk 3 orang anak dan suami untuk seorang bidadari.

No comments for "Aktivitas Mengajar Guru di Pelosok di Masa Pandemi"